Minggu, 16 Februari 2014

Kita....Hanya anak muda yang tak tahu dan tak mau tahu.....

Setiap pagi....sebagian laki-laki di dunia ini selalu melakukan hal yang sama. Bagun terlalu dini....berangkat kerja terlalu dini....dan pulang terlalu dini.....Hanya untuk supaya anak-anaknya bisa sekolah di tempat yang bagus....supaya anak-anaknya bisa makan makanan yang enak....supaya anak-anaknya bisa dapat apa yang mereka inginkan. Hanya supaya istrinya bisa memakai pakaian terbaik...supaya istrinya bisa memakai perhiasan terbaik....supaya istrinya bisa mendapatkan kehidupan yang terbaik.....

Setiap hari selalu seperti itu.....berangkat saat gelap...dan pulang saat gelap....hanya untuk memastikan anak dan istrinya hidup dalam kecukupan yang baik dan nyaman dalam kehidupan ini....

Setiap pagi....hampir semua perempuan di dunia ini melakuakan hal yang sama. Bangun sangat dini....bekerja tanpa henti dari ayam masih malas untuk berkokok....sampai larut sangat pekat. Hanya untuk memastikan supaya anak-anaknya bisa dengan mudah menjalani hidup ini, supaya anak-anaknya bisa mendapatkan asupan gizi terbaik dipagi hari.....Hanya supaya suaminya bisa merasa bersyukur memilikinya...supaya suaminya bisa mendapatkan kualitas hidup yang baik setiap harinya.....Hanya untuk membuat semua anggota keluarganya merasa nyaman dan bahagia, hanya untuk itu.....

Setiap hari selalu seperti itu.......bangun teramat pagi.....dan tidur teramat larut....hanya untuk memastikan semua nggota keluarganya bisa hidup nyaman dan bahagia.....


Begitulah kehidupan seorang Ayah dan Ibu....untuk menjadi seperti mereka....kita harus punya tangan yang banyak.....harus punya kaki yang banyak.....harus punya tubuh yang kuat...harus punya hati yang lapang....harus punya keikhlasan yang tulus....harus punya hati yang lapang....dan harus punya semangat dan kasih sayang yang besar......

Kita.....hanya anak-anak muda yang taunya bersenang-senang, bahkan tanpa tahu dan mau tahu...bagaimana sulitnya menjadi mereka.....tanpa tahu dan mau tahu.....bagaimana perasaan untuk bisa menjadi mereka.....tanpa tahu dan mau tahu...bahwa segala nasihat...larangan...dan omelan itu hanya untuk mengingatkan kita jangan sampai jatuh dilubang yang sama seperti yang mereka lakukan saat muda dulu.....

Kita....hanya anak-anak muda yang belum menyadari bahwa pernikahan lebih dari sekedar sebuah cinta.....tapi juga sebuah kekuatan yang belum tentu semua orang tahan melewatinya. tanpa tahu dan mau tahu bagaimana perasaan mereka saat kita hanya acuh saat ditanya....tanpa tahu dan mau tahu bagaimana mereka selalu menunggu kita untuk bisa berhasil melebihi mereka....tanpa tahu dan mau tahu bagaimana mereka memikirkan kita setiap detiknya.......


Kita...hanya anak muda yang sibuk berlari mengejar yang masih abu-abu di depan sana tanpa sadar bahwa ada hal yang sangat terang di samping kita.....


\an-dhanayanti......

Senin, 03 Februari 2014

Kisah itu......



Kisah ini dimulai entah dari kapan....mungkin saat aku tak pernah sadar dengan rasa ini yang sebenarnya sampai akhirnya luka itu datang....

Entahlah apa rencana Tuhan kepada kami berdua. Entahlah apa maksud Tuhan mempertemukan kami kembali setelah terpisah jarak dan waktu setelah sekian lama. Dan entahlah apa maksud Tuhan mempersingkat pertemuan kami setelah rasa itu benar-benar nyata adanya. Ataukah lebih tepatnya yang dimaksud bukan ‘kami..’ tapi ‘AKU...’.

Aku mengenalnya sejak aku berumur tiga tahun. Sosok anak laki-laki yang umurnya empat tahun lebih tua dari aku. Sosok anak laki-laki yang merasa dirinya lebih hebat dari siapapun. Dan sosok anak laki-laki yang selalu membuatku merasa takut berada di dekatnya.

Dia anak yang baik....nakal selayaknya anak laki-laki pada umumnya, merasa berkuasa karena dia sadar orang tuanya sangat berpengaruh diwilayah tempat tinggalnya. Tapi satu hal yang tidak dia sadar adalah....kenakalannya itu adalah bentuk mencari perhatian. Dan aku sadar hal itu sejak aku kecil....sejak aku pertama kali memandang matanya dengan jelas. Karena matanya sama dengan mataku....

Tidak terlalu banyak yg kuingat tentang kami saat kecil, hanya segelintir kenangan yang masih tersimpan rapih diingatanku...

Kenangan saat dia selalu membuatku menagis, kenangan saat dia selalu membuatku merasa jengkel dan kenangan saat akhirnya aku sadar, saat aku menatapnya....ada getaran rasa yang aneh di dadaku.

Entah kapan aku mulai sadar bahwa aku memang menyukainya, mungkin saat kami telah tumbuh sedikit besar dari pada sebelumnya. Sampai akhirnya aku pindah meninggalkan kota kami, meninggalkan wilayah tempat tinggal kami dengan segala kenangan yang tidak dapat kuingat lagi dengan baik.

Lama sekali....bahkan sangat lama jarak dan waktu memisahkan kami. Entah bagaimana kabarnya....seperti apa dia sekarang....apakah dia masih sama seperti dulu atau tidak...apakah dia masih ingat denganku atau tidak...apakah dia masih nakal seperti dulu atau tidak.......
aku tidak tahu.

Aku menjalani kehidupanku disini...dikotaku....dan dia juga menjalani kehidupannya disana...dikotanya, yang dulu juga pernah jadi kotaku...kota ‘kami..’.

Aku tumbuh dewasa...dia juga tumbuh dewasa...menjalani kehidupan kami masing-masing dengan sekelumit permasalahan dan kebahagian yang kami rasakan. Merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya dengan lawan jenis. Merasakan kebebasan masa muda dan mimpi-mimpi yang aku dan dia punya. Mencoba belajar memaknai hidup ini lebih baik lagi.

Aku dan dia melewati semua itu....tanpa tahu kabar satu sama lain. Entahlah bagaimana dia, apakah dia mengingatku sesekali dalam perjalanan hidupnya, apakah dia merindukanku sesekali dalam perjalanan masa mudanya??? Lagi-lagi...
aku tidak tahu.


Sampai saat ini, aku masih tidak tau apa alasan Tuhan mengirimku lagi untuk kembali ketempatku dulu, ketempat dimana ada kenangan saat kami kecil, ketempat dimana aku dan dia tumbuh...ketempat dimana aku dan dia akhirnya bertemu kembali.

Mungkin....sebenarnya, bukan tanpa alasan aku kembali ketempat itu, tapi aku tidak tahu apa alasannya, Tuhanlah yang telah membimbing perjalanan hidupku untuk akhirnya sampai kembali ketempat itu lagi. Seperti sebuah rentetan cerita yang punya benang merah. Tadinya aku sama sekali benar-benar kehilangan semua teman-teman masa kecilku, tapi akhirnya satu persatu kembali dan sampailah pada kembainya dia kedalam kehidupanku lagi.

Akhirnya aku tahu dia seperti apa sekarang, akhirnya aku tahu bagaimana kabarnya sekarang.... dan akhirnya aku tahu bahwa getaran itu ada lagi, sama seperti dulu tapi lebih kuat lagi...

Aku bertemu dengannya, dengannya yang telah berubah menjadi sesosok pria dewasa, tapi wajahnya tidak berubah sama sekali, aku masih ingat dengan jelas wajahnya sama dengan dia saat kecil.  Kini aku tahu bagaimana suaranya, bagaimana cara berbicaranya dan bagaimana dia menatap mataku....

Orang bilang....pertemuan pertama selalu kebetulan, mungkin iyaa...pertemuanku dan dia yang pertama (lagi..) adalah kebetulan. Tapi...bagaimana caraku menjelaskan pertemuan-pertemuan kami selanjutnya?. Apakah ada campur tangan Tuhan di dalamnya??. Aku dan dia bukanlah dua garis yang tak sengaja bertabrakan...

Aku tidak percaya takdir....mungkin diapun tidak...karenanya, hanya ada satu cara untuk membuktikannya.....

Aku....dia....dan perjalanan ini....


Setelah pertemuan pertama kami (kembali..), aku pikir tak akan ada pertemuan selanjutnya. Tapi nyatanya Tuhan berkata lain....entah apa yang direncanakan-Nya, kami kembali bertemu. Seperti sudah lama saling mengenal, tidak ada rasa canggung antara aku dan dia, semua mengalir begitu saja, seperti sepasang sahabat yang sudah berteman sangat lama, seperti tidak ada jarak dan waktu yang pernah memisahkan.

Begitu banyak yang kami bahas, begitu banyak yang kami tertawakan, dan begitu banyak kenangan lama yang akhirnya kami ingat kembali. Waktu seakan terhenti....kebahagiaan seakan datang bertubi-tubi....apakah dia merasakan hal yang sama?? Atau hanya aku saja yang merasakan hal itu?? Entahlah....kembali lagi aku akan menjawab....
aku tidak tahu...

Lalu...bagaimana pula aku harus menerjemahkan pertemuan kami berikutnya?? Saat untuk yang ketiga kalianya aku bertemu dengannya??. Bagaimana aku menerjemahkan kebaikannya menjemputku tanpa aku minta?? Bagaimana aku menerjemahkan ejekannya setelah membaca tulisan-tulisan galauku diblog?? Dan bagaimana aku menerjemahkan tatapannya saat melihat wajah lelahku saat aku menceritakan luka-luka itu?? Aku tidak tahu....
semua mengalir apa adanya, semua berjalan apa adanya tanpa adanya rasa malu dan canggung...aku .....dan dia..... sama-sama berbagi luka masa lalu....


Masih...aku belum bisa mengartikan semuanya secara pasti, setiap kali dia mengirim pesan singkat untuk hanya sekedar mau tahu apa yang sedang aku lakukan, untuk sekedar mau tahu bagaimana keadaanku...untuk sekedar mau tahu apakah aku sudah makan atau belum. Sederhana...tapi mengapa hatiku selalu melompat-lompat saat pesan itu sampai di HP-ku?? Mengapa aku selalu berdebar setiap membacanya?? Mengapa aku selalu gugup saat dia meneleponku??? Entahlah....aku begitu bahagia sekaligus takut untuk menerjemahkannya.

Semakin lama...perasaan itu makin tumbuh tanpa bisa aku kendalikan. Setiap hari....dia selalu menjemputku di halte itu, setiap kali dia selalu datang kerumah bude hanya untuk melihat apakah aku baik-baik saja atau tidak. Tapi aku...aku masih sangat takut mengakui perasaan ini.  Karena aku tahu...dan aku sadar...masih ada bayangan seseorang di dalam matanya....

Dia bukan siapa-siapaku, bukan kekasihku...bukan pacarku...tapi mengapa aku sedih saat tahu bahwa masih ada bayangan orang lain dimatanya? Mengapa aku kesal saat tahu bukan aku yang dia lihat....itulah jawabannya...ternyata aku menyukainya...ternyata aku menyayanginya....dan ternyata....rasa itu sudah lama, bahkan sangat lama dari yang aku tahu. Perasaan lama yang akhirnya bangkit lagi....yang akhirnya muncul lagi dan butuh pengakuan.


Ketika kita jatuh cinta, seharusnya kita mencontoh anak kecil....apa adanya, mengakui apa yang mereka rasa tanpa banyak pertimbangan. Begitulah manusia bukan?? Dunia orang dewasa begitu rumit dengan segala pemikirannya yang meliuk-liuk, yang membuat hati seperti lift...turun...naik...turun lagi...dan naik lagi...itulah yang aku rasakan saat itu. 

Bimbang....hanya bisa menunggu saja tanpa bisa berbuat lebih. Aku menyukainya, ingin menjalani hubungan yang lebih dari sekedar pertemanan. Tapi entahlah apa yang menahannya, kami tak kunjung bisa meresmikan hubungan kami seperti apa.

Cukup lama aku menunggu, cukup lama aku menerka-nerka perasaannya terhadapku. Dan akhirnya aku mulai menyerah, aku memutuskan untuk menyerah saja kalau gitu, toh dia tidak pernah melihatku, masih...ada bayangan orang lain dimatanya....aku rasa sekeras apapun aku mencobanya, aku tetap kalah dengan bayangan itu. Jadi aku bilang padanya.... “lebih baik aku menyerah...”.

Dan...lagi-lagi...rahasia Tuhan...saat aku memutuskan untuk menyerah....dia malah menyatakan perasaannya padaku. 

“Cinta yang menggebu-gebu itu membutakan....tapi rasa nyaman adalah pupuk dari perasaan itu sendiri”.

 Dalam perjalanannya banyak hal menakjubkan yang aku temui...

I’m in love with him...karena dengan sabarnya dia menungguku 2 jam dipinggir jalan tanpa mengeluh atau marah sama aku. Dia tetap tersenyum saat aku datang dengan wajah cemas setengah mati, dia bahkan tertawa saat aku meminta maaf karena sudah menyusahkannya, dan dia tetap mengejekku seperti biasa, “Aku ngerti kok, kuli kayak kamu hidupnya emang keras, buat pulang aja susah banget...”. Mungkin baginya itu adalah ledekan, tapi buatku....itu pengertian...

I’m in love with him...saat dia untuk pertama kalinya aku ajak ke kotaku, dia rela panas-panasan, naik angkot, naik kereta yang penuh dan jalan kaki cukup jauh untuk mencapai rumahku. Aku tahu bahkan sangat tahu dia tidak tahan dengan semua itu, tapi.....hal yang membuatku takjub, tidak satu kata keluhanpun keluar dari mulutnya selama perjalanan singkat itu...

I’m in love with him...and I want to countinue in love with him in many ways....

Banyak lagi hal menakjubkan yang tidak mau aku tuliskan....karena semua itu terlalu indah untuk diceritakan. 

Rasa nyaman itu nyatanya telah berubah menjadi rasa yang lebih dari sekedar suka dan sayang...mungkinkah itu cinta atau bukan?? Aku terlalu takut menyebutkannya. Padahal...dia ngak pernah ngasih aku bunga kesukaanku, bikinin aku puisi cinta...atau ngajak aku candlelight diner...dia cuman jemput aku ....temanin aku...ngeledikin aku...telepon aku...ngirim pesan buat aku...walaupun aku tahu dia sibuk. 

Sebagian orang mungkin bisa mengartikan cinta dengan apa saja....tapi satu hal yang harus kita sadari... Cinta datang dari hal yang sangat sederhana...

Dia membuatku jatuh cinta padanya untuk kedua kalinya. Saat aku kecil...dan saat ini... 
“Hajimete anatoki kimi ga suki da”.  “aku jatuh cinta denganmu saat pertama kali kita bertemu”.
 Dan semakin menyadarinya setelah kita tumbuh dewasa.

Kisah ini belum selesai...masih banyak yang akan aku ceritakan tentang ‘Dia..’.... masih panjang page yang akan terisi tentang ‘Dia..’ tentang ‘Dia...’ yang jadi pusat perhatianku....


An-dhanayanti......



Minggu, 02 Februari 2014

Rahasia Hujan....

pernahkah kau bertanya?
apa yang ingin disampaikan oleh
hujan yang riuh mengetuk kaca
dari seberang jendela

mungkinkah ia meronta meminta
masuk untuk ikut membentuk ringkuk
pada lekuk selimutmu
yang basah serupa dirinya
oleh air mata

lalu apa bedanya?
pergi berhujan dengan
menyimpan rindu yang menderas di
pelupuk mata

sebab rindu itu sama seperti hujan
relungnya begitu dingin